Saranadan Prasarana Budidaya ikan Sistem Polikultur di Kecamatan Duampanua (DAK) Unit: LPSE Kabupaten Pinrang: Pagu: Rp. 380.000.000,00 (380,0 Jt) Tahap Saat Ini: Download Dokumen Pemilihan [] Tanggal: 26-Juni-2022 s/d 01-Juli-2022: Metode: Tender - Pascakualifikasi Satu File - Harga Terendah Sistem Gugur: Lokasi Pekerjaan: Kecamatan
Pengadaansarana dan prasarana budidaya sistem polykultur antara udang dan bandeng untuk kecamatan Air Putih,Medang Deras, Nibung Hangus dan Talawi (DAK) Unit: LPSE Kabupaten Batubara: Pagu: Rp. 256.680.000,00 (257,0 Jt) Tahap Saat Ini: Upload Dokumen Penawaran: Tanggal: 23-Juni-2022 s/d 30-Juni-2022: Metode
Vay Nhanh Fast Money. PENDISTRIBUSIAN SARANA DAN PRASARANA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Manajemen Sarana dan Prasarana yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, oleh Ayu Anindya Rasyad 160131600445 Firda Rizkita Nanda 160131600405 Moh Alfathan Widyastanto 160131600440 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN Maret 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, selaku pembimbing mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Malang, Maret 2018 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI........................................................................................................ ii BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2 C. Tujuan........................................................................................................ 2 BAB II BAHASAN A. Pengertian Pendistribusian Sarana dan Prasarana...................................... 3 B. Langkah-langkah Pendistribusian Sarana dan Prasarana........................... 3 C. Sistem dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana................................. 5 D. Asas-asas dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana............................. 6 BAB III PENUTUP A. Simpulan.................................................................................................... 8 B. Saran.......................................................................................................... 8 DAFTAR RUJUKAN BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini diuraikan tentang a latar belakang b rumusan masalah c tujuan penulisan. Uraian lebih lanjut sebagai berikut. A. LATAR BELAKANG Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Misalnya ruang kelas, gedung, meja kursi, serta alat- alat dan media pengajaran. Proses belajar mengajar di sekolah akan terlaksana dengan efektif dan efisien karena semua perlengkapan pendidikan yang menunjang terlaksananya pembelajaran dapat digunakan dengan baik. Mulyasa; 200749. Adapun yang dimaksud prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidkan, khususnya belajar mengajar tetapi juga dapat dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar. Misalnya taman sekolah untuk pengajaran biologi, atau halaman sekolah sebagai lapangan olahraga. Sarana menurut Imron dalam Perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah adalah semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dalam proses pendidikan disekolah. Sedangkan prasarana adalah semua fasilitas yang secara tidak langsung dalam proses pendidikan disekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama dan pendayagunaan semua sarana prasarana pendidikan secara efektif dan efisien Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang; 200386. Walaupun antara sarana dan prasarana mempunyai sedikit perbedaan, namun sarana dan prasarana ini sama- sama digunakan untuk tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan yaitu untuk menyalurkan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik agar dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga proses belajar mengajar terjadi. Secara kronologis-operasional kegiatan administrasi sarana prasarana pendidikan meliputi 1. Perencanaan Pengadaan Barang 2. Pengadaan Barang 3. Penyimpanan, inventarisasi, penyaluran 4. Pemeliharaan 5. Penghapusan Menurut Gunawan 2011116-117 seluruh rangkaian kegiatan di atas harus merupakan satu kesatuan yang harmoni dan terpadu. Dalam sistematika kerjanya harus dihindarkan timbulnya kesimpangsiuran dan tumpang tindih dalam wewenang, tanggung jawab, dan pengawasan menghindari timbulnya pemborosan. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pendistribusian/penyaluran sarana prasarana. B. RUMUSAN MASALAH A. Apakah Pengertian Pendistribusian Sarana Dan Prasarana ? B. Bagaimana Langkah-Langkah Pendistribusian Sarana Dan Prasarana ? C. Apa Sajakah Sistem Dalam Pendistribusian Sarana Dan Prasarana ? D. Apakah Asas-Asas Dalam Pendistribusian Sarana Dan Prasarana ? C. TUJUAN A. Agar Pembaca Memahami Pengertian Pendistribusian Sarana dan Prasarana. B. Agar Pembaca Memahami Langkah-langkah Pendistribusian Sarana dan Prasarana. C. Agar Pembaca Memahami Sistem dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana. E. Agar Pembaca Memahami Asas-asas dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana. BAB II BAHASAN A. Pengertian Pendistribusian Sarana dan Prasarana Menurut Gunawan 2011 144 Pendistribusian merupakan kegiatan yang menyangkup pemindahan barang dan tanggug jawab dari instansi/ pemegang yang satu kepada instansi/ pemegang yang lainnya. Menurut Bafadal 2014 38 Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Barang yang telah diterima dan diinventarisasikan oleh panitia pengadaan, setelah kebenarannya diperiksa berdasarkan daftar yang ada pada surat pengantar, tidak berarti semua personel sekolah dapat menggunakan secara bebas. Barang-barang tersebut perlu diatur lebih lanjut untuk memudahkan pengawasan dan pertanggungjawabannya. Apabila pendistribusiannya tidak diatur dengan sebaik-baiknya, pengelola perlengkapan sekolah akan mengalami kesulitan dalam membuat laporan pertanggungjawabannya. Karwanto & Darmastuti. H. 201412 Pendistribusian sarana dan prasarana dalam prosesnya terdapat yaitu penerimaan barang, jenis barang yang disalurkan kepada pemakai, jumlah barang yang didistribusikan. Pendistribusian yaitu dengan melakukan penyusunan alokasi pendistribusian barang-barang yang telah diterima oleh sekolah dan telah disalurkan sesuai kebutuhan barang pada bagian-bagian sekolah, dengan melihat kondisi, kualitas dan kuantitas barang yang ada. B. Langkah-langkah Pendistribusian Sarana dan Prasarana 1. Penyusunan Alokasi Untuk menghinndari pemborosan dalam pembagian/ pendistribusian barang sehingga merata dan seimbang dengan kebutuhan pemakainya masing-masing, maka perlu disusun alokasi kuantitas dan frekuensi pendistribusiannya, sehingga sungguh-sungguh dapat menunjang kegiatan instruksional. Dalam penyusunan alokasi ini, ada empat hal yang harus diperhatikan dan ditetapkan diantaranya yaitu a. Penerimaan barang Yaitu orang yang menerima barang sekaligus mempertanggungjawabkannya sesuai dengan daftar barang barang yang diterima Minarti;2012250. Identitasnya meliputi nama lengkap, jabatan resmi di sekolah, nomor induk pegawai dan alamat penerima. b. Waktu penyaluran barang Waktu penyaluran harus disesuaikan dengan kebutuhan barang tersebut, terutama yang berhubunagn dengan proses belajar mengajar. c. Jenis barang yang akan disalurkan kepada pemakai. Untuk mempermudah pengeloaan perlengkapan di sekolah ada beberapa cara dalam membedakan jenis perlengkapan yang ada di sekolah. Misalnya, dengan melihat penggunaan barang tersebut. d. Jumlah yang akan distribusikan. Dalam pendistribusian, agar keadaan barang yang sudah disalurkan dapat diketahui secara pasti dan dapat dikontrol, Maka adanya ketegasan jumlah barang yang disalurkan. Yang perlu dicantumkan dalam jumlah barang ini adalah 1 Satuan hitungannya, misalnya stel, sheet, atau eksemplar 2 Jumalah satuan, misalnya 10 unit, 5 stel 3 Jumlah isi atau bagian dari masing-masing satuan, misalnya 2 stel meja tamu 4 Harga satuan 2. Pengiriman Barang Pengiriman barang dari pusat-pusat penyalur barang perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut a. Cara pengiriman b. Pengemasan c. Pengangkutan d. Pembongkaran 3. Penyerahan Barang Dalam penyerahan barang hendaklah tidak dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan barang, surat pengantar, tanda terima, biaya pengiriman dan lain sebagainya. Barang yang telah diterima diinventariskan oleh panitia pengadaan, setelah kebenarannya diperiksa berdasarkan daftar yang ada dan perlu surat pengantar, tidak berarti semua personil sekolah bisa menggunakan secara bebas. Barang-barang tersebut perlu diatur lebih lanjut untuk memudahkan pengawasan dan pertanggung jawaban. Apabila pendistribusiannya tidak di atur dengan sebaik-baiknya, pengelolaan perlengkapan sekolah akan mengalami kesulitan dalam membuat laporan pertanggung jawabannya. Dalam membaca perihal di atas, maka perlu adanya penyusunan alokasi pendistribusian. Dengan terlebih dahulu lakukan penyusunan pendistribusian barang-barang yang telah diterima oleh sekolah yang dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan barang pada bagian-bagian sekolah, dengan melihat kondisi, kualitas, dan kuantitas barang yang ada. Semakin jelas alokasinya, semakin jelas pula pelimpahan tanggung jawab pada penerima. Dengan demikian pendistribusian akan lebih mudah dilaksanakan dan di kontrol setiap saat. Tujuan akhir penyusunan alokasi tersebut pada akhirnya adalah untuk menghindari pemborosan yang seharusnya Sahertian;1994 191. C. Sistem dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana Menurut Bafadal 201439 Pada dasarnya ada dua sistem pendistribusian barang yang dapat ditempuh oleh pengeloalah perlengkapan sekolah, yaitu 1. Secara Langsung Berarti barang-barang yang sudah diterima dan diinventarisasikan langsung disalurkan pada bagian-bagian yang membutuhkan tanpa melalu proses terlebih dahulu. 2. Secara Tidak Langsung Berarti barang-barang yang sudah diterima dan sudah diinvetarisasikan tidak secara langsung disalurkan, melainkan harus disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan dengan teratur. Hal ini biasanya diguanakn apabila barang-barang yang lalu ternyata masih tersisa. Namun seandainya digunakan sistem pendistribusian tidak langung maka barang-barang yang perlu disimpan di gudang perlu mendapatkan pengawasan yang efektif. Dalam rangka mempermudah pengawasannya perlu dibuatkan kartu Stok Barang. Kartu Stok Barang tersebut adapt dibuat dari kertas manila yang bewarna dengan ukuran 20 cm panjang dan 14 cm lebar. Setelah dibuat, kartu tersebut sebaiknya diletakkan dekat dengan barang. D. Asas-asas dalam Pendistribusian Sarana dan Prasarana Menurut Bafadal 201440 Sistem apapun yang digunakan oleh pengelola perlengkapan pendidikan di sekolah dasar tidak perlu dipersoalkan, asalkan memenuhi asas-asas dalam pendistribusian yang efektif. Ada beberapa asas pendistribusian ini yang perlu diperhatikan, yaitu 1. Asas ketepatan Asas ketepatan meliputi Ketepatan barang yang disampaikan baik jumlah maupun jenis barang, Ketepatan Sasaran penyampaiannya, dan Ketepatan kondisi barang yang disalurkan. 2. Asas kecepatan Asas kecepatan memperhatikan besarnya waktu/jarak yang ditempuh dalam proses pendistribusian barang. 3. Asas keamanan Asas keamanan memperhatikan keamanan kondisi barang dalam proses pendistribusian. 4. Asas ekonomi Asas yang memperkirakan ketepatan dalam pendistribusian barang sesuai dengan kebutuhan. BAB III PENUTUP A. SIMPULAN Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Langkah- langkah Pendistribusian Sarana Prasarana meliputi penyusunan alokasi, pengiriman barang, penyerahan barang. Pendistribusian yaitu dengan melakukan penyusunan alokasi pendistribusian barang-barang yang telah diterima oleh sekolah dan telah disalurkan sesuai kebutuhan barang pada bagian-bagian sekolah, dengan melihat kondisi, kualitas dan kuantitas barang yang ada. Sitem pendistribusian sarana dan prasarana adalah secara langsung dan secara tidak langsung. Asas-asas pendistribusian sarana dan prasarana adalah ketepatan, kecepatan, keamanan, dan ekonomi. Oleh karena itu asas-asas tersebut harus direalisasikan pada saat mendistribusikan sarana dan prasarana pendidikan agar pendistribusian bisa sesuai dengan tujuan. Pendistribusian sarana dan prasarana dalam prosesnya terdapat yaitu penerimaan barang, jenis barang yang disalurkan kepada pemakai, jumlah barang yang didistribusikan. B. SARAN Untuk pendistribusian sarana dan prasarana sebaiknya menggunakan tenaga yang terampil dan cekatan dalam menyalurkan sarana dan prasarana agar dapat segera digunakan untuk menunjang terlaksananya proses belajar mengajar yang dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Lalu pada pelaksanaan pendistribusian harus memenuhi asas-asas yang telah ditetapkan agar sesuai dengan tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan optimal. DAFTAR RUJUKAN Bafadal, Ibrahim. 2014. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta PT Bumi Aksara. Gunawan, Ary H. 2011. Administrasi Sekolah administrasi sekolah makro. Jakarta Rineka Cipta. Minarti, Sri. 2012. Manajemen Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media. Sahertian, Piet, A. 1994. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya Usaha Nasional. Tim Pakar Manajemen Pendidikan, Pendidikan. Universitas Negeri Malang, Malang. Karwanto & Darmastuti. H. 2014. Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pada Jurusan Teknik Komputer Dan Informatika Di Smk Negeri 2 Surabaya. Surabaya Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan. Vol .3, 11 maret 2018
masyarakat, dari bersifat agraris menjadi industri, maka ke depan diperlukan pengolahan perikanan, yang bisa mendekatkan produk perikanan ke konsumen atau pasar, menjadi lebih besar dan menentukan. Produk perikanan tangkap dan akuakultur akan lebih banyak diolah terlebih dahulu sebelum sampai ke pasar atau konsumen. Bentuk makanan yang sudah popular sperti nugget, burger, sosis, dan bakso semakin banyak yang berbahan baku ikan. Usaha pengolahan perikanan akan menjadi penghela kuat usaha perikanan tangkap dan akuakultur sehingga ikut memperbesar peluang keberlanjutan usaha. Subsistem pemasaran merupakan hasil akhir dari agribisnis perikanan, yang menjadi penghela untuk seluruh subsistem lainnya dalam sistem agribisnis. Pemasaran menjadi pengatur kecepatan driver pergerakan barang dan jasa dalam mata rantai agribisnis perikanan. Ketika laju pemasaran permintaan meningkat maka subsistem yang berada di bawahnya akan menyesuaikan kecepatan pengadaan produk agar bisa memenuhi laju pemasaran tersebut sehingga tidak terjadi kelangkaan pasokan. Sebaliknya, bila laju pemasaran melemah maka subsistem lainnya akan menyesuaikan lajunya dengan pemasaran. 4. Subsistem Pendukung Subsistem pendukung Supporting System yaitu lembaga atau individu yang menyediakan jasa bagi terlaksananya kegiatan ekonomi ketiga subsistem sebelumnya, lembaga permodalan, lembaga penelitian, lembaga penyuluhan dan lembaga pengembangan sumberdaya manusia. Subsistem ini berfungsi untuk memperlancar pelaksanaan pengembangan agribisnis perikanan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Menurut Said dan Intan 2001, keberadaan kelembagaan dan pendukung pengembangan agribisinis sangat penting untuk menciptakan agribisnis yang tangguh dan kompetitif. Lembaga-lembaga pendukung tersebut sangat menentukan dalam upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis dalam mewujudkan pengembangan agribisnis. Beberapa pengembangan agribisnis adalah a. Pemerintah Pemerintah memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan usaha agribisnis yang kondusif dan mampu mendukung perkembangan agribisnis yang tangguh. Lembaga pemerintah, mulai dari tingkat pusat sampai daerah, memiliki wewenang regulasi dalam menciptakan lingkungan agribisnis yang kompetitif dan adil. Regulasi pemerintah tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok di bawah ini. 1 Regulasi untuk menjamin terciptanya lingkungan bisnis yang kompetitif dan mencegah monopoli dan kartel. 2 Regulasi untuk mengontrol kondisi-kondisi monopoli yang diizinkan, seperti Badan Usaha Milik Daerah yang mengelola usaha public utility. 3 Regulasi untuk fasilitas perdagangan. 4 Regulasi dalam penyediaan pelayanan publik, terutama untuk fasilitas layanan yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan agribisnis. 5 Regulasi untuk proteksi, baik proteksi terhadap konsumen maupun produsen. 6 Regulasi yang terkait langsung dengan harga komoditas agribisnis, input-input agribisnis, dan peralatan-peralatan agribisnis. 7 Regulasi terhadap peningkatan ekonomi dan kemajuan sosial. 8 Regulasi terhadap sistem pembiayaan agribisnis. 9 Regulasi terhadap sistem penanggungan resiko agribisnis. b. Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan agribisnis memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan usaha agribisnis, terutama dalam penyediaan modal investasi dan modal kerja, mulai dari sektor hulu sampai hilir. c. Lembaga Pemasaran dan Distribusi Peranan lembaga pemasaran dan distribusi menjadi ujung tombak keberhasilan pengembangan agribisnis, karena fungsinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 42 menyatakan setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sedangkan pada ayat ke-2 dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Tidak dapat kita pisahkan antara Kegiatan Belajar Mengajar KBM dengan sarana dan prasarana guna menyukseskan pendidikan di sekolah. Maka hal utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan perlengkapan sekolah adalah pengadaan sarana dan prasarana. BAB II PEMBAHASAN Pengertian Sarana dan Prasarana pendidikan Dalam khazanah peristilahan pendidikan sering disebut-sebut istilah sarana dan prasarana pendidikan. Kerap kali istilah itu digabung begitu saja menjadi sarana-prasarana pendidikan. Dalam bahasa Inggris sarana dan prasarana itu disebut dengan facility facilities. Jadi, sarana dan prasarana pendidikan akan disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu alat dan barang yang memfasilitasi memberikan kemudahan dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Sarana pendidikan sebagai segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Sementara prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Sarana pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar, sementara prasarana pendidikan tidak digunakan dalam proses atau kegiatan belajar-mengajar tetapi mendukung kegiatan belajar mengajar.[1] B. Pengadaan Sarana dan Prasarana pendidikan 1. Tujuan Pengadaan Sarana dan Prasarana Aktivitas pertama dalam manajemen sarana prasarana pendidikan adalah pengadaan sarana prasarana pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan perlengkapan pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaan perlengkapan sekolah itu selalu sesuai dengan pemenuhan kebutuhan di sekolah. 2. Langkah- langkah Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Menampung semua usulan pengadaan perlengkapan sekolah yang diajukan oleh setiap unit kerja dan atau menginventarisasi kekurangan perlengkapan sekolah. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan sekolah untuk periode tertentu, misalnya untuk satu semester atau satu tahun ajaran. Memadukan rencana kebutuhan yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya. Memadukan rencana kebutuhan dengan dana atau anggaran sekolah yang tersedia. bila dana yang tersedia tidak memadai untuk mengadakan kebutuhan tersebut, maka perlu dilakukan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengakapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen segera di daftar Memadukan rencana daftar kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia bila ternyata masih melebihi anggaran yang tersedia, maka perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala prioritas. Menetapan rencana pengadaan akhir. 3. Karakteristik Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Perencanaan perencanaan perlengkapan sekolah tidaklah mudah. Perencanaan perlengkapan pendidikan bukan sekedar sebagai upaya mencari ilham, melainkan upaya memikirkan perlengkapan yang di perlukan di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan informasi dan realistis tentang kondisi sekolah. Agar prisip-prinsip tersebut betul-betul terpenuhi, semua pihak yang di libatkan atau di tunjuk sebagai panitia perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah perlu mengetahui dan mempertimbangkan program pendidikan, perlengkapan yang sudah di miliki, dana yang tersedia, dan harga pasar. Dalam hubungannya dengan program pendidikan yang perlu di perhatikan adalah organisasi kurikulum sekolah, metode pengajaran, dan media pengajaran yang di perlukan. Ada beberapa karakteristik esensial perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, yaitu sebagai berikut 1. Merupakan proses menetapkan dan memikirkan. 2. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya memenuhi sarana prasarana pendidikan yang di butuhkan sekolah. 3. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektifitas dan efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah. 4. Perencanaan perlengkapan sekolah seherusnya memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut § Harus betul-betul merupakan proses intelektual; § Di dasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif menganai masyarakat sekolah dan kemungkinan pertumbuhannya, serta prediksi populasi sekolah; § Harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran; § Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya. Pemerolehan Sarana dan Prasarana Sekolah Setelah rencana pengadaan sarana dan prasarana dibuat langkah berikutnya yakni pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pengadaan sarana dan prasrana ini, bisa dilakukan dengan pembelian, meminta sumbangan, pengajuan bantuan ke pemerintah untuk sekolah-sekolah negeri dan pengajuan kepihak yayasan untuk sekolah-sekolah swasta, pengajauan ke komite sekolah dewan sekolah, tukar menukar dengan sekolah lain dan menyewa. Khusus pengadaan yang di lakukan dengan menyewa ini umumnya pada sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan yang belum mempunyai prasarana dan sarana sendiri, sementara keperluan yang sudah mendesak tidak bisa di tunda lagi. Guna mengadakan sarana dan prasana sekolah, perlu ditetapkan aspek fungsi utilitas dan standart kualitasnya. Aspek fungsi utilitas mengacu pada kegunaan sarana dan prasarana dengan kebutuhan riil sekolah. Aspek standart kualitas mengacu pada jenis spesifikasi teknis terkai dengan merk berkualitas yang beredar di pasaran. Pada sarana dan prasarana sekolah yang proses pengadaannya dengan pembelian, ada yang membeli secara langsung ke toko-toko sarana dan prasarana yang kini banyak beredar, ada yang langsung ke pabriknya dan ada yang dengan sistem indent. Baik yang membeli secara langsung maupun dengan sistem indent hendaknya benar-benar memperhatikan spesifikasi teknis yang dimiliki oleh sarana dan prasarana tersebut. Khusus yang sistem indent, hendaknya benar-benar dicermati antara spesifikasi teknis yang ada di dalam brosur atau leaflet promosi perusahaan dengan kenyataan setelah sarana dan prasarana tersebut dikirinkan ke sekolah. Tidak mustahil apa yang tercantum dalam leaflet atau brosur, bisa berbeda dengan realitas barangnya. Guna pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, tim yang di tunjuk untuk pengadaan dengan sarana dan prasarana sekolah hendaknya membuat daftar ceking tentang berbagai jenis sarana dan prasarana yang akan di adakan. Daftar checking ini sangat penting agar dapat diketahui seberapa realisasi pengadaan sarana dan prasarana tersebut. Pengadaan sarana da prasarana sekolah yang proses pengadaannya dengan meminta sumbangan dan mendapat bantuan dari pemerintah. Agar spesifikasi teknis, standar kualitas dan utilitas sarana dan prasarana yang proses pengadaannya dengan meminta sumbangan atau bantuan dari pemerintah tidak mengalami deviasi, perlu dibuat proposal yang jelas. Pada proposal pengadaan sarana dan prasarana sekolah hendaknya dicantumkan secara jelas tentang jenis barang yang diminta, jumlah satuannyan merk beserta dengan tipenya, produksi tahun berapa, dikeluarkan oleh pabrik mana, berapa taksiran harganya, dan sebagainya. Dengan demikian, jenis-jenis sarana dan prasarana memang benar-benar sesuai dengan yang diinginkan oleh sekolah. Yang selama ini banyak terjadi, proposal permohonan bantuan sarana dan prasarana umumnya tidak lengkap, karena pihak pembuat proposal sendiri tidak menguasai berbagai jenis barang yang beredar di pasaran. Oleh karena itu, sebelum proposal dibuat, sangat bagus kalau tim yang ditunjuk oleh sekolah tersebut melakukan survei. Melakukan kajian banding atas berbagai barang dengan merk dan spesifikasi teknisnya, agar berbagai jenis barang yang akan diminta tersebut, telah diketahui kelebihan dan kekurangannya standar kualitasnya. Lembaga penyandang dana, baik dari pemerintah maupun swasta, lazimnya memang tidak selalu tahu kebutuhan riil lembaga pendidikan sekolah, karena memang mereka tidak bergerak secara riil dan operasional di sekolah. Oleh karena itu, sekolahlah yang sepatutnya lebih tahu kebutuhan mereka sendiri akan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kemampuan sekolah untuk merumuskan kebutuhannya sendiri termasuk di dalamnya sarana dan prasarana sekolah sangatlah penting, karena hanya dengan cara demikianlah bantuan yang ia terima dari pihak lain termasuk bantuan sarana dan prasarana, memenuhi aspek utilitas dan memenuhi syarat standar kualitas. [2] Adapun proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ada beberapa kemungkinan yang bisa ditempuh yaitu Pembelian dengan biaya pemerintah. Pembelian dengan biaya dari SPP. Bantuan dari BP3, dan Bantuan dari masyarakat.[3] Pengadaan menurut beberapa para ahli 1. Weele 2010 Procurement is the acquisition of goods or services. It is favorable that the goods or services are appropriate and that they are procured at the best possible cost to meet the needs of the purchaser in terms of quality and quantity, time, and location. Pendapat di atas kurang lebih mempunyai arti bahwa Pengadaan adalah perolehan barang atau jasa. Hal ini menguntungkan bahwa barang atau jasa yang tepat dan bahwa mereka yang dibeli dengan biaya terbaik untuk memenuhi kebutuhan pembeli dalam hal kualitas dan kuantitas, waktu dan lokasi. 2. Christopher & Schooner 2007 Pengadaan atau procurement adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengadaan barang dan jasa atau procurement adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan dilihat dari kebutuhan dan penggunaannnya, serta dilihat dari kualitas, kuantitas, waktu pengiriman dan harga yang terjangkau. Prinsip Dalam Procurement Pengadaan Barang Menurut Budiharjo Hardjowijono dan Hayie Muhammad 2008 pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan yang dipraktekkan secara internasional efisiensi, efektifitas, persaingan sehat, keterbukaan, transpraransi, tidak diskriminasi dan akuntabilitas. 1. Efisiensi Prinsip efisiensi dalam pengadaan barang dan jasa adalah dengan menggunakan sumber daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa dalam jumlah, kualitas yang diharapkan, dan diperoleh dalam waktu yang optimal. 2. Efektif Prinsip efektif dalam pengadaan barang dan jasa adalah dengan sumber daya yang tersedia diperoleh barang dan jasa yang mempunyai nilai manfaat setinggi-tingginya. 3. Persaingan Sehat Prinsip persaingan yang sehat dalam pengadaan barang dan jasa adalah adanya persaingan antar calon penyedia barang dan jasa berdasarkan etika dan norma pengadaan yang berlaku, tidak terjadi kecurangan dan praktek KKN Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 4. Terbuka Prinsip terbuka dalam pengadaan barang dan jasa adalah memberikan kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang kompeten untuk mengikuti pengadaan. 5. Transparansi Prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa adalah pemberian informasi yang lengkap tentang aturan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang berminat dan masyarakat. 6. Tidak Diskriminatif Prinsip tidak diskriminatif dalam pengadaan barang dan jasa adalah pemberian perlakuan yang sama kepada semua calon penyedia barang dan jasa yang berminat mengikuti pengadaan barang dan jasa. 7. Akuntabilitas Prinsip akuntabilitas dalam pengadaan barang dan jasa adalah pertanggungjawaban pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada para pihak yang terkait dan masyarakat berdasarkan etika, norma, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Metode Procurement Pengadaan Barang Menurut Turban 2010, p251 setiap perusahaan menggunakan metode yang berbeda dalam memperoleh produk dan jasa yang tergantung apa dan dimana mereka membeli, kuantitas yang diperlukan, berapa jumlah uang yang terpakai dan sebagainya. Metode procurement antara lain yaitu Membeli dari manufaktur, penjual grosir atau pengecer dari katalog-katalog mereka dan adanya negosiasi. Membeli melalui katalog yang terhubung dengan memeriksa katalog penjual atau membeli melalui mal-mal industri. Membeli melalui katalog pembeli internal dimana perusahaan menyetujui katalog-katalog vendor termasuk kesepakatan harga. Mengadakan penawaran tender dari sistem dimana pemasok bersaing dengan yang lainnya. Metode ini digunakan untuk pmbelian dalam jumlah besar. Membeli dari situs pelelangan dimana organisasi berpartisipasi sebagai salah satu pembeli. Bergabung dengan suatu kelompok sistem pembeli dimana memeriksa permintaan partisipasi, menciptakan jumlah besar, kemudian kelompok ini dapat menegosiasikan harga. Berkolaborasi dengan pemasok untuk berbagi informasi tentang penjualan dan persediaan, sehingga dapat mengurangi persediaan, stock out dan mempertinggi ketepatan pengiriman. Tugas Dan Tanggung Jawab Procurement Pengadaan Barang Menurut Moch. Mizanul Achlaq 2011 tugas dari bagian pengadaan barang adalah menyediakan barang maupun jasa dengan harga yang murah, berkualitas dan terkirim tepat waktu. Tugas-tugas bagian pengadaan barang tidak terbatas hanya pada kegiatan rutin pembelian. Tugas-tugas bagian pengadaan barang dan jasa adalah sebagai berikut 1. Merancang hubungan yang tepat dengan supplier. a. Hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun hubungan transaksional jangka pendek. 2. Memilih supplier. a. Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. b. Kesulitan akan lebih tinggi kalau supplier yang akan dipilih berada di mancanegara. c. Supplier yang berpotensi untuk menjalin hubungan jangka panjang, proses pemilihan ini bisa melibatkan evaluasi awal, mengundang mereka untuk presentasi, kunjungan lapangan dan sebagainya. d. Pemilihan supplier harus sejalan dengan strategi supply chain. 3. Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok. a. Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi. b. Teknologi yang lebih tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax. c. Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan electronic procuremente-procurement yaitu aplikasi internet untuk kegiatan pengadaan. 4. Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier. a. Bagian pengadaan harus memiliki data yang lengkap tentang item-item yang dibutuhkan maupun data tentang supplier mereka. b. Beberapa data supplier yang penting untuk dimiliki adalah nama dan alamat masing-masing dari supplier, item apa yang mereka pasok, harga per unit, pengiriman, kinerja masa lalu, serta kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO. 5. Melakukan proses pembelian. a. Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya pembelian rutin dan pembelian dengan melalui tender atau lelang. b. Pembelian rutin dan pembelian dengan tender melewati proses-proses yang berbeda. 6. Mengevaluasi kinerja supplier a. Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk meningkatkan kinerja mereka. b. Kinerja yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya mencerminkan strategi supplay chain dan jenis barang yang dibeli. BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu lembaga pendidikan apapun jenisnya diperlukan sarana dan prasarana guna penyelanggaraan atau proses belajar mengajar. Untuk pengadaan sarana tersebut diperlukan proposal untuk mendapatkan sarana dan prasarana tersebut agar keperluan yang benar-benar perlu artinya pengadaan sarana dan prasarana memang benar-benar diperlukan. Misalnya saja meja, kursi, papan tulis yang rusak perlu diganti dengan yang baru. DAFTAR PUSTAKA Suryosuboro, B. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta Rineka Cipta, [1] [3] Drs. B. Suryosuboro, Manajemen Pendidikan Di Sekolah,, Jakarta Rineka Cipta, 2004, hal. 116
ArticlePDF AvailableAbstractAbstrak- Standar sarana dan prasarana adalah salah satu standar yang dinilai dalam instrumen BAN-PT, yaitu pada standar Pengelolaan sarana dan prasarana sebuah perguruan tinggi harus memenuhi standar tersebut. Untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat pemenuhan standar diperlukan penilaian. Sistem informasi sarana dan prasarana yang dikembangkan dalam penelitian ini digunakan untuk memasukkan data-data usulan pengadaan, penerimaan, distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan pemusnahan. Laporan-laporan yang disajikan berbentuk tabel dan grafik yang menyatakan kinerja keuangan dan diukur sesuai dengan standar BAN-PT. Sistem informasi sarana dan prasarana ini, juga terintegrasi dengan SISFOKAMPUS yang merupakan sistem informasi akademik open source yang berbasis web. Hasil dari penelitian ini adalah sistem informasi sarana dan prasarana dengan fungsi khusus yaitu menilai kinerja keuangan yang sesuai dengan standar BAN-PT yang dapat digunakan untuk melakukan audit internal. Kata kunci standar BAN-PT, Sistem Informasi Sarana dan Prasarana, SISFOKAMPUS Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 17 SISTEM INFORMASI SARANA DAN PRASARANA SESUAI STANDAR BAN-PT TERINTEGRASI SISFOKAMPUS M. Ainul Yaqin, Syahiduzzaman, Imtihana Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Abstrak- Standar sarana dan prasarana adalah salah satu standar yang dinilai dalam instrumen BAN-PT, yaitu pada standar Pengelolaan sarana dan prasarana sebuah perguruan tinggi harus memenuhi standar tersebut. Untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat pemenuhan standar diperlukan penilaian. Sistem informasi sarana dan prasarana yang dikembangkan dalam penelitian ini digunakan untuk memasukkan data-data usulan pengadaan, penerimaan, distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan pemusnahan. Laporan-laporan yang disajikan berbentuk tabel dan grafik yang menyatakan kinerja keuangan dan diukur sesuai dengan standar BAN-PT. Sistem informasi sarana dan prasarana ini, juga terintegrasi dengan SISFOKAMPUS yang merupakan sistem informasi akademik open source yang berbasis web. Hasil dari penelitian ini adalah sistem informasi sarana dan prasarana dengan fungsi khusus yaitu menilai kinerja keuangan yang sesuai dengan standar BAN-PT yang dapat digunakan untuk melakukan audit internal. Kata kunci standar BAN-PT, Sistem Informasi Sarana dan Prasarana, SISFOKAMPUS I. PENDAHULUAN Sarana dan prasarana merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan. Hal ini tercantum dalam PP Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 1 ayat 8 mengemukakan bahwa standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Peran sistem informasi di lembaga pendidikan telah menjadi bagian penting dalam operasional kegiatan akademik. Salah satunya yaitu SisfoKampus yang telah diterapkan di Institut Agama Islam Ibrahimy Sukorejo Situbondo, akan tetapi SisfoKampus belum memiliki fitur untuk pengelolaan sarana dan prasarana, oleh karena itu perlu dikembangkan sistem informasi sarana dan prasarana yang terintegrasi dengan SisfoKampus. Integrasi sistem memiliki keuntungan dalam mempertahankan sistem yang sudah berjalan dan memberikan nilai lebih terhadap hal tersebut dengan mengintegrasikannya dengan aplikasi lain. Integrasi juga memungkinkan penambahan suatu fitur dari aplikasi yang sudah ada tanpa harus merombak total struktur aplikasi yang lama. Hal ini akan lebih hemat dari sisi biaya dan lebih menghemat waktu dari sisi development dibandingkan harus membuat sistem yang baru secara utuh. Sistem informasi sarana dan prasarana diharapkan dapat membatu pengelolaan sarana dan prasarana agar lebih baik dan dapat mendukung upaya pencapaian peringkat akreditasi. Pencapaian akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian mutu dan kelayakan institusi perguruan tinggi atau program studi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN-PT. Standar akreditasi institusi perguruan tinggi tentang sarana dan prasarana terdapat dalam standar 6 BAN-PT. Terdapat beberapa elemen penilaian terkait sarana dan prasarana dalam standar ini diantaranya yaitu sistem pengelolaan sarana dan prasarana, lokasi, status, penggunaan, dan luas lahan yang digunakan untuk kegiatan perguruan tinggi, data, bahan pustaka yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran tingkat terpusat untuk mendukung interaksi akademik antara mahasiswa, dosen, pakar, dan nara sumber lainnya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran. Pengelolaan sarana dan prasarana perguruan tinggi meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, pemutakhiran, inventarisasi, dan penghapusan aset yang dilakukan secara baik, sehingga efektif mendukung kegiatan penyelenggaraan akademik di perguruan tinggi. Elemen-elemen dalam standar inilah yang menjadi acuan dalam pembuatan sistem informasi sarana dan prasarana serta laporan sarana dan prasarana yang dihasilkan. 18 A. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana mengelola data sarana dan prasarana perguruan tinggi secara terkomputerisasi ? 2. Bagaimana mengintegrasikan sistem informasi sarana dan prasarana dengan Sisfokampus ? 3. Bagaimana melaporkan dan menilai kinerja perguruan tinggi berdasarkan standar 6 BAN-PT ? B. HIPOTESIS Hipotesis dalam penelitian ini adalah 1. Dengan adanya sistem informasi keuangan ini, maka masalah-masalah yang terkait dengan pegelolaan sarana dan prasarana yang terkait dengan pengadaan, distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan pemusnahan dapat teratasi khususnya laporan kinerja keuangan yang sesuai dengan standar BAN-PT. 2. Masalah integrasi sistem informasi sarana dan prasarana dengan SISFOKAMPUS dapat dilakukan dengan mengakses tabel-tabel yang dibutuhkan dalam database SISFOKAMPUS dan melengkapinya dengan tabel-tabel yang dibutuhkan dalam sistem informasi sarana dan prasarana. 3. Dengan adanya sistem informasi sarana dan prasarana ini, maka pelaporan dan penilaian kinerja sarana dan prasarana perguruan tinggi dapat diotomasikan. C. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah Mengembangkan sistem informasi pengelolaan sarana dan prasarana yang terintegrasi dengan Sisfokampus dengan pelaporan dan penilaian kinerja berdasarkan standar 6 BAN-PT. D. MANFAAT 1. Pengelolaan data secara terkomputerisasi akan mengurangi biaya operasional. 2. Integritas data lebih terjamin 3. Pembagian hak akses secara tepat dalam sistem informasi akan memperjelas tanggung jawab dan kewenangan setiap orang. 4. Setiap saat dapat memantau kinerja sarana dan prasarana. 5. Integrasi dengan SISFOKAMPUS membuat kerja lebih efisien, dan mengurangi beban kerja personil. II. SISTEM INFORMASI SARANA DAN PRASARANA Sistem informasi sarana dan prasarana merupakan sistem informasi berbasis web yang berfungsi untuk melakukan pendataan sarana dan prasarana. Pada umumnya sistem informasi sarana prasarana menangani pengolahan data sarana dan prasarana meliputi proses pengadaan, pendistribusian, opname, perbaikan hingga pemusnahan sarana dan prasarana. Proses awal yaitu pengajuan usulan pengadaan sarana dan prasarana, kemudian pemeriksaan dan penyimpnan barang yang telah diterima dari hasil pengadaan, pendistrbusian sarana dan prasarana ke gedung maupun ruang yang ada, opname sarana dan prasarana secara berkala, pengajuan usulan perbaikan terhadap sarana prasarana yang mengalami kerusakan serta pengajuan dan pengadaan pemusnahan. Dari data-data tersebut menghasilkan laporan dan grafik. Laporan yang dihasilkan diantaranya laporan daftar sarana dan prasarana keseluruhan atau berdasarkan periode tertentu. Laporan mengenai pengadaan sarana prasarana, laporan pendistribusian sarana dan prasarana, laporan kondisi barang dari hasil opname, laporan perbaikan serta laporan penghapusan barang. Laporan dapat dicetak secara keseluruhan maupun berdasarkan tahun atau program studi tertentu. III. STANDAR BAN-PT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi merupakan lembaga independen nonstruktural yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1994 dengan tugas melakukan akreditasi terhadap perguruan tinggi. BAN-PT adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengevaluasi dan menilai, serta menetapkan status dan peringkat mutu institusi perguruan tinggi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Standar 6 BAN-PT tentang sarana dan prasarana, serta sistem informasi merupakan acuan keunggulan mutu pengadaan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penyelenggaraan program-program dalam perwujudan visi, penyelenggaraan misi, dan pencapaian tujuan perguruan tinggi. Dalam buku 2 dan buku 5 BAN-PT terdapat beberapa elemen penilaian yang berkaitan dengan sarana dan prasarana dalam standar 6 BAN-PT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yaitu a. Sistem pengelolaan sarana dan prasarana. b. Lokasi, status, penggunaan, dan luas lahan yang digunakan untuk kegiatan perguruan tinggi. c. Data prasarana kantor, ruang kelas, laboratorium, dan studio, dan lain-lain. 19 d. Bahan pustaka yang digunakan dalam proses pembelajaran. e. Penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran tingkat terpusat untuk mendukung interaksi akademik antara mahasiswa, dosen, pakar, dan nara sumber lainnya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran. Pengelolaan sarana dan prasarana perguruan tinggi meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, pemutakhiran, inventarisasi, dan penghapusan aset yang dilakukan secara baik, sehingga efektif mendukung kegiatan penyelenggaraan akademik di perguruan tinggi. Kepemilikan dan aksesibilitas sarana dan prasarana sangat penting untuk menjamin mutu penyelenggaraan akademik secara berkelanjutan. IV. SISFOKAMPUS SisfoKampus merupakan suatu sistem informasi terintegrasi yang digunakan untuk mempermudah perguruan tinggi dalam mendukung proses penyelenggaraan pendidikan tinggi berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK. SisfoKampus merupakan aplikasi berbasiskan web yang dapat diakses menggunakan web browser. Karena aplikasi ini bersifat deskstop services, maka pengguna user tidak perlu melakukan instalasi pada komputer miliknya, melainkan dapat mengakses secara remote dengan menggunakan fasilitas web browser yang dimiliki, tentunya dengan membangun koneksi dengan server baik jaringan LAN maupun WAN yang telah terinstall aplikasi SisfoKampus terlebih dahulu. SisfoKampus merupakan nama sebuah kerangka kerja umum sistem informasi manajemen untuk perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa laporan yang terdapat pada aplikasi SisfoKampus telah disesuaikan dengan kebutuhan institusi sehingga aplikasi SisfoKampus ini sudah dapat diterapkan aplicable dalam mendukung manajemen pendidikan tinggi berbasis TIK di perguruan tinggi. Dalam penelitian ini, sistem informasi sarana dan prasarana yang dibangun akan diintegrasikan dengan SisfoKampus Sebagian data yang terdapat dalam database SisfoKampus memiliki peran penting dan keterkaitan dengan sistem informasi sarana prasarana sehingga integrasi keduanya perlu dilakukan. Data tersebut diantaranya adalah data ruang, prodi, fakultas, kampus, karyawan, dosen dan jadwal. 20 V. LINGKUP PROYEK Tabel 1. Lingkup Proyek Hak Akses Lingkup yang Dikerjakan Data jadwal opname Data lahan Data gedung Data ruang Data barang Data pustaka Data karyawan Data program studi Data pengadaan sesuai prodi Data pengajuan distribusi Data maintenance sesuai prodi Data pemusnahan sesuai prodi Data lahan Data gedung Data ruang Data barang Data pustaka Data program studi Data Lahan Data Gedung Data Ruang Data Barang Data Pustaka Data pengadaan sarana prasarana Data distribusi sarana prasarana Data opname sarana prasarana Data maintenance Data pemusnahan Data jadwal perkuliahan Laporan pengadaan Laporan distribusi Laporan opname Laporan maintenance Laporan pemusnahan Laporan Lahan Laporan Bangunan Laporan Ruang Laporan Barang Laporan Pustaka Laporan standar 6 Laporan pengadaan Laporan distribusi Laporan opname Laporan maintenance Laporan pemusnahan Laporan Lahan Laporan Bangunan Laporan Ruang Laporan Barang Laporan Pustaka Laporan standar 6 Data karyawan, program studi, ruang untuk menyusun jadwal opnane Data lahan, bangunan, ruang, barang, pustaka untuk pendataan sarana prasarana Data sarana prasarana, ketua jurusan, fakultas, prodi, gedung, ruang untuk mengajukan usulan pengadaan. Data sarana prasarana, ketua jurusan, prodi untuk mengajukan usulan maintenance. Data sarana prasarana, ketua jurusan, prodi, untuk mengajukan usulan pemusnahan. Data sarana prasarana, prodi, untuk pengecekan sarana prasarana yang telah diadakan. Data jadwal perkuliahan untuk menghitung utilisasi sarana prasarana. Data sarana prasarana, ruang, prodi untuk pendistribusian. Data sarana prasarana, ruang, prodi, untuk opname sarana prasarana. Data sarana prasarana untuk pengecekan sarana prasarana setelah maintenance Data sarana prasarana, ruang , prodi untuk pengecekan pemusnahan. Data usulan pengadaan untuk validasi Data usulan maintenance untuk validasi Data usulan pemusnahan untuk validasi 21 Hak Akses Lingkup yang Dikerjakan Hak akses ini berwenang untuk melakukan input, update, dan delete jadwal opname dan data sarana prasarana yang tidak melalui pengadaan. Hak akses ini berwenang untuk melakukan input, update, dan delete data usulan pengadaan, distribusi, maintenance dan pemusnahan. Sedangkan untuk data sarana prasarana hanya untuk view. Hak akses ini berwenang untuk melakukan input, update, dan delete data distribusi dan opname. Dan berwenang untuk update data pengadaan, maintenance dan pemusnahan. Sedangkan untuk data sarana prasarana hanya untuk view. Hak akses ini hanya berwenang untuk melakukan print out data dan laporan. Hak akses ini berwenang untuk validasi usulan pengadaan, maintenance dan pemusnahan sarana prasarana serta melakukan print out laporan. 23 Gambar 1. Sitemap aplikasi 24 VII. ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM Des kriptorID = DeskriptorIDLahanID = LahanIDKelompokID = KelompokIDKelompokID = KelompokIDKelompokID = KelompokIDKelompokID = KelompokIDKelompokID = KelompokIDKelompokID = KelompokIDKelompokID = KelompokIDKelompokID = KelompokIDKelompokID = KelompokIDJenisID = JenisIDJenisID = JenisIDGedungID = GedungIDGedungID = GedungIDGedungID = GedungIDGedungID = GedungIDFileID = FileIDRuangID = RuangIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDProdiID = ProdiIDLogin = LoginKampusID = KampusIDKampusID = KampusIDKampusID = KampusIDdosenLogin varchar20Nama varchar50LevelID int10Password varchar10NA enum'Y','N'Homebase varchar50ProdiID varchar20jadwalJadwalID bigint20TahunID varchar10HariID smallint6JamMulai timeJamSelesai timeTglMulai dateTglSelesai dateProdiID varchar20RuangID varchar20NA char10kampusKampusID varchar20Nama varchar50Alamat varchar255Kota varchar50Telepon varchar50Fax varchar50NA char10karyawanLogin varchar20ProdiID varchar20KodeID varchar10Nama varchar50LevelID char10Jabatan varchar50Telephone varchar50Password varchar10Handphone varchar50Email varchar100Alamat char10Kota varchar50Propinsi varchar50Negara varchar50NA char10prodiProdiID varchar20FakultasID varchar20Nama varchar100NA char10ruangRuangID varchar20KampusID varchar20ProdiID varchar20Lantai varchar50RuangKuliah char10Kapasitas char10KapasitasUjian char10KolomUjian char10UntukUSM char10Keterangan char10Nama varchar50NA char10sp_barangBarangID varchar15ProdiID varchar20GedungID varchar15JenisID char10KelompokID varchar15NamaBarang varchar500Type varchar50Merk varchar50NoMesin varchar25NoPolisi varchar25JmlUnit char10HargaPerolehan varchar15Kepemilikan varchar50Kondisi varchar50RuangID varchar10Utilisasi varchar100TglPerolehan dateNoTandaTerima varchar50Tahun char10Status varchar15Distribusi varchar25Keterangan char10sp_cekskorSkorID char10ProdiID varchar20FileID varchar15AspekID varchar15Elemen varchar15SubElemen varchar15Skor varchar15Nama_file varchar100Tahun char10sp_deskriptorDeskriptorID varchar15Elemen varchar15SubElemen varchar15DeskrpsiElemen char10Syarat char10Skor varchar15Harkat varchar15sp_detail_ruangDetailID varchar15GedungID varchar15KelompokID varchar15RuangID varchar10Luas varchar15Kepemilikan varchar50Kondisi varchar50Kategori varchar50Status varchar25sp_file_s6FileID varchar15DeskriptorID varchar15AspekID varchar15SubElemen varchar15DeskripsiFile char10sp_gedungGedungID varchar15KampusID varchar20ProdiID varchar20KelompokID varchar15LahanID varchar15NamaGedung varchar500Luas varchar10JmlLantai varchar10HargaPerolehan varchar15Pemakaian varchar1500Kepemilikan varchar50Kategori varchar50Kondisi varchar50NamaFile varchar50TglPerolehan dateTahun char10Status varchar50Keterangan char10sp_historyspProdiID varchar20KelompokID varchar15HistoryID varchar15SarPrasID varchar15RuangID varchar15NamaSP varchar50JmlUnit varchar5HargaPerolehan varchar15TglPerolehan dateTglPemusnahan dateKeterangan char10Tahun char10sp_jadwalopnameJadwalID varchar15ProdiID varchar20RuangID varchar10NamaJadwal varchar1500NamaPetugas varchar50TglMulai dateTglSelesai dateJamMulai timeJamSelesai timeKeterangan char10Tahun char10sp_jenis_saranaJenisID char10KelompokID varchar15Nama varchar50Keterangan varchar500sp_kelompok_assetKelompokID varchar15Nama varchar500sp_lahanLahanID varchar15KampusID varchar20KelompokID varchar15Nama varchar100TglPerolehan dateLuas char10HargaPerolehan char10Alamat char10DaerahID varchar15PropinsiID varchar15Kepemilikan varchar50KategoriKegiatan varchar50Pemakaian char10VendorID varchar20Tahun char10Nama_file varchar150NA char10Kondisi varchar25Status varchar25Keterangan char10sp_pemusnahanLogin varchar20ProdiID varchar20KelompokID varchar15PemusnahanID varchar15RuangID varchar15SarPrasID varchar15NamaSP varchar100JmlUnit varchar15Luas char10Keterangan char10TglPemusnahan dateTahun char10Status varchar15sp_pengajuan_danaPengajuanID varchar15ProdiID varchar20GedungID varchar15KelompokID varchar15Nama varchar500SarPrasID varchar15NamaKegiatan varchar1000JenisPengajuan varchar50TglPengajuan dateTahun char10RuangID varchar15JmlUnit varchar50Lantai varchar5Luas varchar5Merk varchar100Type varchar50Biaya char10KategoriKegiatan varchar25Kepemilikan varchar25Keterangan char10PersetujuanDekan char10PersetujuanRektor char10Status varchar25sp_pengajuan_distribusiDistribusiID varchar15ProdiID varchar20GedungID varchar15Login varchar25RuangID varchar15NamaSP varchar100JmlUnit char10TglPengajuan dateTahun char10Status varchar25sp_pustakaPustakaID varchar15ProdiID varchar20JenisID char10KelompokID varchar15Judul varchar500Tahun char10Nomor varchar100Penulis varchar100Penerbit varchar50JenisFile varchar100JmlUnit char10JmlCopy varchar10RuangID varchar15Distribusi varchar25Gambar 2. Entity Relationship Diagram 25 VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan oleh programer melalui pengujian alfa dengan metode blackbox testing, dari total item pengujian sebanyak 25, diperoleh hasil pengujian dengan prosentase 88% untuk nilai S Sesuai dan 12% untuk nilai TS Tidak Sesuai. Nilai S Sesuai menyatakan bahwa pengujian yang dilakukan hasilnya sesuai dengan standar pengujian. Sedangkan pada hasil TS Tidak Sesuai ketika dilakukan pengujian terdapat beberapa hasil output yang masih belum sesuai dengan standar pengujian. Hasil dari penelitian ini adalah Sistem Informasi Sarana dan Prasarana yang terintegrasi dengan SISFOKAMPUS Sistem informasi sarana dan prasarana yang dikembangkan ini memiliki beberapa fitur yaitu Terintegrasi dengan SISFOKAMPUS sehingga data-data akademik yang terkait dengan sarana dan prasarana dapat langsung diakses dan diolah menurut keperluannya. Data-data tersebut adalah data gedung dan ruang yang terkait dengan penggunaannya dalam kegiatan perkuliahan, data alat-alat laboratorium yang terkait pengguanaannya dalam kegiatan penelitian dan praktikum. Sistem informasi sarana dan prasarana ini disesuaikan dengan proses pengelolaan sarana dan prasarana secara umum, mulai dari pengusulan pengadaan hingga pemusnahan. Proses pengadaan tidak dibahas dalam penelitian ini. Standar BAN-PT yang mengatur masalah kinerja sarana dan prasarana juga diadopsi oleh sistem informasi sarana dan prasarana ini sebagai kontrol dan audit internal bagi perguruan tinggi yang menggunakannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses bisnis pengelolaan sarana dan prasarana yang ada dalam suatu perguruan tinggi dapat dilayani oleh sistem informasi sarana dan prasarana ini. SISFOKAMPUS digunakan sebagai dasar bagi pengembangan sistem informasi yang lainnya, hal ini disebabkan oleh SISFOKAMPUS adalah sistem informasi yang melayani berlangsungnya sistem akademik dalam perguruan tinggi. Dari sistem akademik tersebut kemudian berkembang menjadi berbagai macam kebutuhan sistem informasi, salah satunya adalah masalah sarana dan prasarana. Dalam penelitian ini berhasil dilakukan integrasi antara sistem informasi sarana dan prasarana dengan SISFOKAMPUS Integrasi dilakukan pada bagian database, yaitu dengan mengakses tabel-tabel yang diperlukan untuk pengolahan data sarana dan prasarana dan menambahkan tabel-tabel baru yang belum ada di dalam database SISFOKAMPUS Integrasi antara kedua sistem informasi ini telah berhasil dilakukan. Penerapan standar BAN-PT dalam sistem informasi sarana dan prasarana sebagai aturan dalam penilaian kinerja sarana dan prasarana dan tata cara pelaporannya. Fitur ini sangat berguna untuk mengetahui kinerja sarana dan prasarana dari perguruan tinggi yang menggunakannya. Dari nilai kinerja tersebut kemudian dapat digunakan oleh pengambil keputusan sebagai dasar dalam mengambil keputusan atau kebijakan yang terkait dengan sarana dan prasarana. IX KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan Sistem Informasi Sarana dan Prasarana berbasis web, diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1. Sistem informasi sarana dan prasarana memudahkan pendataan sarana prasarana, serta pencatatan data distribusi, opname, maintenance dan pemusnahan. 2. Sistem informasi sarana dan prasarana terintegrasi dengan SisfoKampus melalui penggunaan data yang diambil dari beberapa tabel pada SisfoKampus 3. Sistem informasi sarana dan prasarana dapat menghasilkan laporan tahunan dan laporan sesuai prodi serta menampilkan skor standar dan disertai cetak laporan. Hasil pengujian alfa dengan metode blackbox testing pada sistem informasi sarana dan prasarana yang telah dibuat menyatakan 88% sesuai standar pengujian dan hasil 12% tidak sesuai. X. DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN-PT. 2011. Buku III Borang AIPT. BAN-PT Jakarta. [2] Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN-PT. 2011. Buku VI Matriks Penilaian Akreditasi Program Studi Sarjana. BAN-PT Jakarta. [3] Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN-PT. 2008. Buku VI Matriks Penilaian Akreditasi Program Studi Sarjana. BAN-PT Jakarta. [4] Bin Ladjamudin, Al bahra. 2005. Konsep Sistem Basis Data dan Implementasinya. Yogyakarta Graha Ilmu. [5] Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka. 26 [6] Jogiyanto, HM, 2005, “Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis”. Yogyakarta Andi. [7] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan. 16 Mei 2005. Lembaran Negara Republik Indonesia. Jakarta. [8] Presman, Roger S. 1997. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktis. Yogyakarta Buku Satu, Andi Offset. [9] Romeo. 2003. Testing dan Implementasi Sistem Edisi 1. Surabaya STIKOM. [10] Sidharta, Lani, 1995. Pengantar Sistem Informasi Bisnis. Jakarta PT. Elex Media Komputindo. [11] Suhairi. 2010. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset Studi Kasus Pada Jakarta Universitas Gunadarma. [12] Susilo, Franstia Wira Sukma. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aset Perusahaan Studi Kasus Stikom Surabaya. diakses pada tanggal 19 Februari 2014 1825. [13] Syahril. 2005. Manajemen Sarana dan Prasarana. Padang UNP PRESS. [14] Yaqin, 2013. Analisis Pieces. 10/16/analisis-pieces/ diakses pada tanggal 20 Januari 2014 1523. ... Pada sistem berjalan proses yang dilakukan masih menggunakan cara manual seperti penyimpanan data asset sarana prasarana, pengelolaan dan pelaporan sarana ke LPP sehingga sering terjadi penanganan yang lambat terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang rusak [8]. Oleh karena itu kami merancang sebuah sistem pengelolaan sarana dan prasarana sekolah [9] [10]. Adapun rancangan yang telah dibuat sebagai berikut. ...Muh Syafwan AnnasHarlinda HarlindaSyahrul Mubarak AbdullahSalah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam pengelolaan bidang pendidikan adalah sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana sekolah mutlak dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar. Agar semua sarana dan prasarana pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan tata kelola yang baik pula. Sistem ini berbasis android sehingga user dapat mengaksesnya melalui smartphone android dan dapat diakses kapanpun dan dimanapun dengan menggunakan jaringan internet serta dirancang agar user friendly. Aplikasi ini digunakan untuk memberikan data sarana dan prasarana secara terkini yang bertujuan untuk mempermudah akses informasi data sarana prasarana di Sekolah LPP UMI Makassar. Penelitian ini dilakukan di Sekolah LPP UMI Makassar, dengan tujuan membantu mengembangkan sistem informasi pendataan sarana dan prasarana yang sedang berjalan agar dapat terdokumentasi dengan Sistem Basis Data dan ImplementasinyaBin LadjamudinAl BahraBin Ladjamudin, Al bahra. 2005. Konsep Sistem Basis Data dan Implementasinya. Yogyakarta Graha Besar Bahasa IndonesiaNasional Departemen PendidikanDepartemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Perangkat Lunak Pendekatan PraktisRoger S PresmanPresman, Roger S. 1997. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktis. Yogyakarta Buku Satu, Andi dan Implementasi Sistem Edisi 1Romeo. 2003. Testing dan Implementasi Sistem Edisi 1. Surabaya Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aset Perusahaan Studi Kasus Stikom Surabaya hp?Franstia Wira SusiloSukmaSusilo, Franstia Wira Sukma. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aset Perusahaan Studi Kasus Stikom Surabaya. hp?article=120071&val=5494 diakses pada tanggal 19 Februari 2014 1825.Manajemen Sarana dan PrasaranaSyahrilSyahril. 2005. Manajemen Sarana dan Prasarana. Padang UNP Pieces. YaqinYaqin, 2013. Analisis Pieces. 10/16/analisis-pieces/ diakses pada tanggal 20 Januari 2014 1523.Testing dan Implementasi Sistem Edisi 1. Surabaya STIKOMRomeoRomeo. 2003. Testing dan Implementasi Sistem Edisi 1. Surabaya STIKOM.
Daftar isiPengertian Manajemen Sarana dan PrasaranaFungsi Manajemen Sarana dan PrasaranaTujuan Manajemen Sarana dan PrasaranaRuang Lingkup Manajemen Sarana dan PrasaranaProses Manajemen Sarana dan PrasaranaKita akan membahas mengenai manajemen sarana dan prasarana, dari membahas pengertian, fungsi, tujuan sampai proses manajemen sarana dan Secara UmumSecara umum manajemen sarana dan prasarana merupakan sebuah proses manajemen terpadu yang mempertimbangkan orang, proses dan tempat dalam konteks dapat disimpulkan manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan yang telah Menurut KBBISedangkan menurut KKBI Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah pendidikan antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat alat media yang termasuk prasarana antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain Manajemen Sarana dan PrasaranaAdapaun fungsi dari manajemen sarana dan prasaeana adalah sebagai kebutuhan barangPenganggaranPengadaanPenyimpanan dan penyaluranPemeliharaanPenghapusanPengendalianMemberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di perlukan dalam proses pembelajaranMemelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan Manajemen Sarana dan PrasaranaBerikut adalah beberapa tujuan dari manajemen sarana dan mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien pada lembaga mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolahRuang Lingkup Manajemen Sarana dan PrasaranaManajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari perencanaan atau analisis kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, kegiatan distribusi, pemanfaatan, pemeliharaan, pemusnahan dan pertanggungjawaban terhadap barang-barang bergerak dan tidak bergerak, perabot sekolah, alat-alat belajar, dan adanya kegiatan tersebut, perawatan terhadap sarana dan prasarana dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya,Sehingga bisa meningkatkan kinerja warga sekolah, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan Manajemen Sarana dan PrasaranaBerikut adalah beberapa proses manajemen sarana dan PengadaanPengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan kata lain merupakan upaya merealisasikan rencana kebutuhan pengadaan perlengkapan yang telah disusun pengadaan menurut sarana prasarana menurut tim dosen jurusan administrasi pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dilakukan dengan cara membeli, hadiah atau sumbangan, tukar menukar, dan sebagainya2. PerencanaanPerencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses analisis dan penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran sehingga muncullah istilah kebutuhan yang diperlukan primer dan kebutuhan yang Pendistribusian kegiatan distribusiMenurut Ibrahim Bafadal 2003 38 bahwa“Pendistribusian atau penyaluran sarana dan prasarana merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari seorang penanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang tersebut”.
sistem pengadaan sarana dan prasarana